Sunday, March 6, 2011

Renungan TELETUBBIES #1

Okey, terinspirasi dari postingan sobat gue (Dina) tentang TELETUBBIES-nya, di postingan ini gue hendak meneruskan riwayat hidup (?) TELETUBBIES itu sendiri.

(Gue sekarang sedang menjelma (?) dan merasuki (?) salah satu makhluk tak berdosa, Po).


Di sini, gue sebagai adik paling bungsu cuma bisa meratapi (?) nasib gue dan kakak-kakak gue (Tingky, Dipsy, dan Lala). Kenapa? Baru beberapa saat gue nge-googling TELETUBBIES bersama Om Google, tiba-tiba gue terhenyak, gue terenyuh, gue terdiam, kemarin Paman datang, Pamanku dari desa (oke, makin ga nyambung). Singkatnya, gue baru tau betapa malangnya nasib kami para TELETUBBIES ini.

 Lihatlah wajah-wajah tak berdosa yang luput dari perhatian pemerintah ini (?)

Pertama, kami adalah anak dusun. Kami tinggal berempat di suatu padang rumput yang luas yang ditumbuhi bunga dan rumput. Tabung microphone pun bisa keluar dari mana saja. Hanya itu hal ajaibnya. Kami hanya tinggal berempat, tidak ada yang lain. Kami bahkan tidak tau apa itu emol (baca: Mall). Gue bingung, kenapa ga ada kontraktor yang berniat ngebangun emol di padang rumput ini?

Kedua, gue bosen sama baju gue ini. TUHAN OH TUHAN, KENAPA AKU HARUS SELALU MEMAKAI BAJU MERAH INI SEDANGKAN ORANG LAIN BISA MENGGUNAKAN TANK TOP DAN SEBAGAINYA? KENAPA AKU TIDAK? WAAY OH WAAY?
Ketika orang lain berlomba-lomba dalam berpesyen, kami berempat hanya bisa menggunakan satu-satunya baju yang itu-itu juga. Karena itulah, obsesi gue saat ini adalah mengganti baju gue dengan style-an yang sedang nge-trend saat ini. Gue ga tau apakah kakak-kakak gue juga merasakan hal yang sama seperti apa yang gue rasakan saat ini.

Kedua, gue pengen menemukan Papa dan Mama TELETUBBIES. Kami sedih dan selalu terpikirkan itu setiap malamnya. Tapi gue ga yakin kakak tertua gue, Tingky, sedih akan hal itu. Itu bisa dibuktikan dari tasnya yang berwarna merah (?).

Ketiga, yang selalu bikin gue galau adalah apakah gue itu laki-laki atau perempuan? Ga ada keterangan sama sekali. Gue juga bingung apakah Tingky laki-laki? Jika Tingky laki-laki kenapa ia membawa tas merah? Apakah ia perempuan? Tapi kalau ia perempuan, ia tidak pake (maaf) be-ha (?). Itu semua membuat gue frustasi.

Masih banyak yang gue pikirkan tentang masa depan gue dan kakak-kakak gue. Tapi mungkin itu akan dibahas di lain episode.

(Oke, itu yang gue pikirkan saat gue merasuki jiwa Po, makhluk imut tak berdosa di sebuah padang rumput yang luas dengan matahari berwajah bayi di langit. Oh, indahnya...)

No comments:

Post a Comment