Ketika kacamata putih berbicara tentang CINTA

Haaah, cinta lagi, cinta lagi. Ga ada habisnya memang buat dibahas.

Gue, jujur aja, bukan orang yang kayak gitu. Kayak gitu gimana? Maksudnya, gue paling ga suka kalau (seandainya) gue dimasukin ke tipe cewe matre yang dibuang ke laut aje. Kesannya gue itu adalah orang yang memuja akan adanya duit. Engga men, gue bukan orang yang kayak gitu. Meskipun zaman sekarang, duit adalah prioritas hidup, tapi lain soal kalau kita udah ngomongin cinta.


Gue bukan nyari pasangan hidup karena materinya. Gue ga bakal komplen kalau nantinya gue bakal naik angkot berdua sama dia. Atau gue ga bakal marah kalau nantinya kita makan di warteg. Malah jujur aja, gue suka yang kayak gitu.

Tumblr gueh

Okeeeeee. Sekilas info aja nih, gue udah buat TUMBLR loooh! (teroooos?)

So, kalau sewaktu-waktu gue ga nongol-nongol di blog, coba cek di tumblr gue. Barangkali gue sedang asyik di sana. Penasaran? Klik di sini.

Flashback (when my mom knew about you)

Masih nerusin yang kemarin.

Setelah temen-temen lo selesai salat, kita ngobrol-ngobrol tentang hal-hal berbau mistis gitu. Lo nyebut-nyebut "Paranormal Activity" di beberapa kalimat lo. Padahal sebelumnya, gue udah baca salah satu postingan lo tentang kejadian-kejadian mistis yang temen-temen lo alami, dan lo sendiri belum pernah ngalamin satupun pengalaman kayak gitu. Gue cuma bisa tersenyum kecil saat lo ngulang nyeritain apa yang udah gue baca. Gue pun ga mau kalah tentunya. Akhirnya gue ceritain beberapa pengalaman gue tentang hal yang berbau mistis. Tadinya gue pengen cerita pengalaman gue waktu study tour ke Jakarta, tepatnya waktu kelas VIII. Tapi gue pikir lebih baik engga, berhubung salah satu temen lo keliatannya ngeri.


Sebelum lo pulang, bokap gue udah terlebih dulu berangkat ke Bogor.
WAIT? BOGOR? Ah, gue pengen ikut tadinya. Tapi, bodohnya gue kalau gue lebih milih ikut bokap ke Bogor daripada nemenin (nemenin?) lo di sini.

Flashback (almost end)

Nerusin postingan kemaren.


"Nad, Aa juga punya sesuatu buat kamu. Kebetulan Aa suka koleksi gantungan kunci, jadi Aa beliin ini buat kamu. Gantungan kunci kayak gini udah jarang banget loh. Jadi, tolong jaga baik-baik ya!"

Ya Allah, itu bener-bener mirip skenario yang dibikin Dina buat gue. Bener-bener mirip.

"Makasih A. Pasti saya jaga baik-baik! Assalamu'alaikum."

Beberapa hari berikutnya, gue ngajak lo buat ketemuan membahas SF.

Flashback

Ini hampir satu tahun gue dan lo kenal, Ko. Engga satu tahun pas sih, mungkin kurang beberapa bulan karena awal kenalnya lo dengan nama gue yaitu di bulan November tahun lalu. Sekarang, ga kerasa, lo mau pergi.

Flashback dikit.

Awal kita kenal, lucu banget. Gue ga bakal bisa lupain gimana acara Hitam Putih memulai awal pembicaraan kita. Big thanks for Om Deddy Cobuzier exactly.



Dari situ kita chat.

Dunia ini penuh...

Hah, hampir sebulan gue ga cuap-cuap lagi. Kangen ya? Oh,mituu.

Gue bingung mau cerita apa. Mau cerita tentang (ehem) cinta, pasti uzung-uzungnya sedih. Mau cerita tentang masalah gue, hah terlalu banyak.

Di Minggu pagi ini, di depan laptop, gue sedang ditemani oleh segelas lemon squash buatan sendiri dan gonjrengan gitar dari adek gue.

Seminggu ini, ga tau kenapa, akhir-akhir ini mood gue khususnya mood belajar jadi down ke level terbawah. Tapi bagusnya nilai-nilai gue konstan, bahkan saat tes bercerita tentang Dakwah Rasulullah Periode Madinah, gue dapet nilai (bisa dibilang) tertinggi di hari itu (dari sekitar 6 orang yang bersedia di tes).

Puisi Cat Air untuk Rizki

Angin berbisik kepada daun jatuh
yang tersangkut kabel telpon itu,
"aku rindu, aku ingin mempermainkanmu!"
kabel telpon memperingatkan angin
yang sedang memungut daun itu
dengan jari-jarinya gemas, "jangan berisik, mengganggu hujan!"
hujan meludah di ujung gang
lalu menatap angin dengan tajam,
hardiknya, "lepaskan daun itu!"

-Sapardi Djoko Damono