Friday, March 4, 2011

Awal dari sebuah nama

Cerita ini dimulai dari hari Sabtu yang lalu.


Seperti biasa dan tetap sama seperti pagi lainnya, gue dan para makhluk ABSURD lainnya sedang ngobrol-ngobrol di depan kelas. Tiba-tiba, datang seorang lelaki. Dia adalah tetangga sebelah. Namanya (kita samarkan) adalah Adi. Seperti menemukan belahan jiwanya, Adi dan Dina ngobrol-ngobrol panjang tentang bola. Gue dan Suci hanya bisa melongo, sedang Astried dan Firman masih sibuk dengan urusannya masing-masing (baca: pacaran). Sampai hingga di titik ujungnya, Adi mendeklarasikan diri sebagai ayah gue dan Suci. Gue dan Suci, yang dari awal kagak tau apa-apa, cuma bisa melongo. Dan OH, gue baru ngarti, ini cuma sandiwara. Oke, di sini kita bersandiwara di mana si Adi ini berperan jadi babeh dari gue dan Suci. Lalu, siapa emaknya? Dia adalah *drum roll* Dina. Kami sekeluarga pun hidup bahagia selamanya.

Tapi, eit, tunggu dulu! Di zaman modern kayak sekarang nih, ga afdhol banget kalau di sebuah keluarga itu ga ada asistennya. Maka dari itu, kami mengangkat Astried menjadi mbok kami dan Firman menjadi supir tetangga sebelah.

Bagaimana dengan nama perannya?

Dengan semena-mena, Adi memberi gue nama Marqonnah, Dina dengan nama Safiah, Astried dengan nama Marfuah, Firman dengan nama Supramong, dan Suci dengan nama (gue lupa lagi). Pokoknya ANEH! Dan Adi sendiri, kita beri nama Supardi.

Marqonnah pun akhirnya dengan berat hati gue sandang setiap kita ber-5 kumpul. Tapi itu ga lama. Karena *jerengjengjeng*

Gue ganti nama! Sekarang, Marqonnah tinggal kenangan. Gue ganti nama. Ya, suatu langkah pembuang sial!

Lalu, siapakah gue?

Panggil gue, *ctaaar ctaaar ctaaar* MARIMAR...


bersambung... 

No comments:

Post a Comment