Thursday, November 18, 2010

Tak Seperti Biasanya

Haha, kembali dengan bacotan gue yang super duper menyebalkan tingkat dewa edukatifnya yang bisa menyebabkan 85% penduduk Indonesia menjadi pintar (baca : sebaliknya).


Oke, di sini gue bakal nyeritain apa yang gue alami hari ini, dimulai ketika pagi hari saat gue masuk sekolah. Semua berjalan biasa, tak ada yang istimewa. Tapi hati ini rasanya ga enak, sumfeh ga enak sodarah. Dalam hati gue, jujur, gue ada feeling bakal ketemu seseorang yang menanam benih-benih bunga bangkai asmaranya di HATI gue. Oh my, tapi itu ga mungkin, gue terus bilang ke hati gue kalau gue ga bakal ketemu dia, GA BAKAL!

Hingga tiba masa, tak ada suara dari mulut... (tunggu, ko jadi nyanyi?). Maaf sodarah, back to the topic. Sampai waktu istirahat tiba, gue pergi ke kantin belakang bersama ketiga sahabat gue (baca : para makhluk ABSURD) buat jajan. Okeh, formasi saat di perjalanan kita ke kantin yakni, Dina di depan, Acid sama Suci di tengah berdua (mereka romantis. so sweeet (?), dan gue di tengah (baca : sendirian). Saat sampai di deket tempat parkir motor, Dina (yang notabenenya paling riweuh di antata kami berempat) langsung koprol di tempat sambil makan beling saat ngeliat orang yang gue suka lagi jajan juga di kantin itu! Oke, gue ngarang di bagian ngoprolnya sama makan belingnya. Dia cuma ngejerit-jerit histeris ke gue, "Nad, this is suprise for youuu!". Gue (di dalam hati), "What the hell is going on?". Suci sama Acid juga jadi ikut-ikutan gila nunjuk-nunjuk orang berpakaian baju olahraga dari belakang. Gue lihat orang itu dari belakang, orang yang ga pernah  menyadari kehadiran gue. Detik-detik itu gue rekam sedemikian rupa, sama seperti waktu gue dan dia ketemu face-to-face (di perpus sekolah) secara ketidak sengajaan gue yang mengira bahwa Suci (baca : Lala) yang ada di samping gue. Pas gue noleh sambil histeris (baca : ala anak autis) mau ngasih liat ke temen gue itu buku yang pernah gue liat filmnya. "CIIII, INI ADA SPIDERW....." gue langsung diem melongo melihat kenyataan bahwa yang ada di samping gue (catatan : gue lagi setengah jongkok pas nyari buku) bukan Suci, tapi DIA! Lo bisa bayangin gimana perasaan gue sebagai penganggum rahasia (baca : KASIH YANG TAK SAMPAI) bisa bertatap muka dengan DIA. Dan gue masih bisa ngerekam dengan jelas apa yang dia katakan, "APA?" dengan suara lembutnya. Pengen rasanya gue megang tangannya, terus ngajak dia joget-joget sambil nyanyi lagu kucek kucek matane, di mana gue dan dia saling mengucek-ngucek mata. Dramatis.

Oke, itu hanya imajinasi yang tingginya ga ketulungan. Pokonya pas istirahat itu gue ga bisa ngelepasin pandangan gue dari dia, dan gue hanya bisa memandanginya dari belakang. Dan kejadian yang sama terulang. Ini terjadi saat jam istirahat kedua saat gue dan keempat sahabat gue (baca : para makhluk ABSURD (lagi) hendak pergi ke ruang BP/BK untuk mencari Pak Irlan. Karena Pak Irlan sedang tidak ada di tempat (bukan berarti beliau lagi lari-lari), kita memutuskan untuk pergi ke Kantin Kejujuran yang ada di sebelah ruang BP/BK. Dan di sana, DIA dateng lagi dengan memakai baju batik. OH MY, HOW COULD YOU DO THIS TO ME? Jalannya, senyumnya, ketawanya, OH MY, I CAN'T HOLD ON!

Sodarah, cukup dengan ke-melting-an gue yang tak berujung. 

Kita beralih di mana pada saat gue les fisika. Entah jin apa yang masuk ke dalam jiwa gue, gue menjadi gila sodarah. Ini dimulai ketika Pak Ujang Wawa menerangkan pelajaran Gerak Melingkar Beraturan. Gue serius, gue paham, gue kumat, semua tewas (maaf sodarah, itu hanya bercanda). Okeh, gue serius, gue paham, gue ga ngerti, gue nanya, gue paham lagi, dan tiba-tiba pas Pak Ujang nyebutin "Sekarang kita akan belajar tentang Hubungan Roda-Roda", tanpa sadar gue langsung nyeletuk "Roda rodaa" (ala lagu dangdut yang judulnya Jalan Cinta). Suci (yang kebetulan ada di samping gue) bilang, "Nad, kenapa?" (dengan ekspresi ketakutannya kalau-kalau gue berubah menjadi catwoman yang akan menyelamatkan dunia *sumpah ga nyambung*). "Biasalah ci", kata gue sambil cengengesan.

Setelah les fisika selesai, gue langsung cabut ke rumah, dan pergi les lagi ke LIA. Di LIA pun ga ada yang istimewa, kecuali pada saat istirahat sholat, di mana pas saat itu gue ngobrol-ngobrol sama anak dari seorang guru di situ. Gue ngobrol ngalor-ngidul sama dia (yang belakangan dari hasil percakapan kami, dia bernama Syla), gue jajan, dia ngikut. Gue balik lagi ke tempat tunggu, dia ikut. Padahal gue notabenenya ga bisa akrab sama anak kecil. Dan entah mengapa, malam ini gue bisa memecahkan asumsi yang akhir kesimpulannya bahwa MUKA GUE MIRIP EMAK GUE (ya iyalah). Sepanjang istirahat itu, gue mulai melakukan pe-de-ka-te dengan anak kecil mungil itu. Ah, rasanya gue balik lagi ke masa kecil gue dulu (Theme song : Bolo-bolo - Tina Toon). 

Sampai akhirnya gue balik ke rumah dan pamitan sama dia (baca : anak kecil itu). So sweet. 

No comments:

Post a Comment