Coba kau genggam sebulir tanah atau di sekitarmu. Genggamlah kawan, sentuhlah! Sentuh dengan segenap jiwa ragamu!
Mungkin kau anggap ini konyol, tapi percayalah kawan, dahulu tanah-tanah yang kau pegang itu menjadi saksi bisu bagaimana negeri ini memperjuangkan kemerdekaannya. Dalam gegap gepita, kegelapan, dan kebodohan, manusia-manusia Indonesia melawan kebajingan para penjajah bangsa. Satu per satu, bahkan ribu per ribu mereka mati! Mati dalam pertempuran binasa yang mungkin kini kau tak ingat kapan peristiwa itu. Mereka, para manusia yang kini kau sebut pahlawan, merelakan harta, tenaga, bahkan darahnya hanya untuk negeri ini kawan. Bisakah kau membayangkannya, kawan? Andai kau tahu, peristiwa yang sesungguhnya terjadi, lebih buruk dari apa yang kau bayangkan. Mereka dipaksa bekerja tanpa upah demi orang-orang yang tak tahu malu. Tanpa uang, tanpa istirahat, tanpa makan, tanpa minum. Ada yang mampu bertahan, ada yang tidak. Dan kau tahu kawan? Tanah-tanah itu yang mengubur mereka dalam sejarah negeri ini hingga kini kau buta akan negaramu sendiri.
Benarkah itu? Apakah kau merasakan negara ini telah merdeka, kawan? Sebenarnya apa arti "kemerdekaan" itu? Aku sendiri belum merasakannya. Mungkin secara historis, negeri ini telah merdeka, namun tidak secara realistis. Lihatlah sekitarmu, manusia-manusia dengan otak licik merajalela dan menenggelamkan mereka yang berusaha dengan sekuat tenaga. Kucing-kucing kini takluk oleh para tikus. Hukum kini bisa dibeli. Semuanya serba uang kawan, UANG!
Dan kini, masih perlukah aku meng-artikan apa itu INDONESIA , kawan?
Written by : Nadia Salsabila
Tasikmalaya, 28 November 2010
15 : 10 WIB
15:10 WIB
ingatlah dimana kau dilahirkan,lihatlah tanah mana yang kau pijak, udara mana yang hembus, air mana yang minum,api mana yang kau kobarkan. INDONESIA
ReplyDeletebagus buat kamut tuh ci!
ReplyDelete