#DearSE7EN
Men, ga kerasa ya kita udah bareng-bareng selama hampir 1 tahun ini. Udah seminggu kita buletin LJK bareng-bareng. Seminggu itu pula kita udah kerja keras, banting tulang, banting setir, banting kursi, banting gelas, semuanya dibanting silahkan. Semoga hasil banting tulang, setir, kursi, dan gelas tadi ada hasilnya buat kita semua. Amien.
Oke, flashback dulu ah.
Kalau gue ga salah, tanggal 19 Juli 2010 kemarin adalah tanggal pertemuan pertama kita. Iye ga? Ah, bener-bener hampir setahun ya kalau diitung-itung. Ya, beda sebulan dikit lah.
Hari itu, dengan seragam baru, buku baru, pulpen baru, duit baru dikasih mamah, dan semangat baru, gue sibuk mencari-cari di mana kelas gue. Sebelumnya, udah ada pembagian kelas dan nama gue tertera di list siswa kelas X-7 dan artinya gue sekelas lagi sama Satria, Fathin, dan Riki, yang sebelumnya juga satu gugus sama gue.
“Eh, X-7 di mana?”, tanya gue ke tiap orang yang gue kenal.
“Di situ tuh kalau ga salah mah”. Hampir semua dari orang yang gue tanya menunjuk ke arah kelas yang agak paling uzung (yang sekarang kelas XI IS 2).
Gue lihat orang-orang sibuk nyari kelas masing-masing dan gue masih jalan menuju kelas gue itu. Pas masuk,
“Mampus. Kelas udah penuh”, ujar gue dalam hati.
Wajah-wajah asing pun mulai bermunculan di hadapan gue. Banyak banget! Gue sempet ragu apakah gue bakal hafal nama-nama orang di kelas gue ini kelak. Wallahualam.
Gue ga sempet ngobrol sama siapapun karena gue mau fokus nyari bangku tempat gue duduk. Dan ya, satu-satunya kursi yang kosong ada di depan, jajaran kedua dari kiri. Di kursi sebelahnya telah duduk seorang perempuan yang akhirnya gue kenal dia dengan nama Nisa. Seorang yang sangat pendiam (untuk ukuran gue). Dan gue pun duduk di sebelahnya.
“Hei Nad!”, Astried nyapa gue. Dia duduk di bangku sebelah. Ya, dia-lah anak kelas X-7 ini yang pertama nyapa gue. Mungkin karena cuma dia yang kenal gue. -_-
“Eh, hei!”
Lagi enak-enaknya duduk...
“Hei, pindah kelasnya!”
Dan di hari itu, 2 kali kita pindah kelas.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saatnya pemilihan KM alias Ketua Murid.
Brian, Aziz, dan Fathin udah nunjukin visi dan misi mereka. Tinggal Fahmi yang tersisa. Dari tampang, gue kira Fahmi cukup meyakinkan. Ya, boleh dibilang tampangnya cukup menjual. Hidung mancung, alis tebel, keturunan Arab gimana gitu. Saat gilirannya..
“Sa..saya..di..di sini..a..akan..”
Oke, ga usah gue ceritain kelanjutannya. Perkiraan gue pecah berkeping-keping mengiris hati.
Pemilihan KM itu berakhir dengan keluarnya Fathin sebagai KM dan Brian sebagai Wakil KM.
Saatnya Pemilihan Sekretaris.
Kandidat : Astried, Tia, dan Gue. (Sumpah, ini entah jin kampret mana yang nyalonin gue jadi sekretaris).
“Oke, untuk milih siapa yang jadi Sekretaris, silahkan tulis nama masing-masing di board!”, perintah Ibu.
Astried giliran pertama. Di situ gue udah komat-kamit semoga kalau ga Astried atau Tia, tulisannya jauh lebih bagus dari ceker ayam gue.
Saat giliran gue, belum juga megang spidol tangan gue udah berlumuran darah (Innalillahi) eh salah, keringet maksudnya. Akhirnya gue tulis nama gue seadanya.
Tia dapat giliran terakhir. Tulisannya jauh jauh lebih bagus dari ceker ayam gue. Begitu juga Astried. Di situlah, gue udah ga komat-kamit lagi.
Tapi saat pemilihan, kayaknya gue salah baca mantra. Alhasil, gue yang terpilih jadi Sekretaris. -_-
To be continued...
No comments:
Post a Comment