Hah, hampir sebulan gue ga cuap-cuap lagi. Kangen ya? Oh,mituu.
Gue bingung mau cerita apa. Mau cerita tentang (ehem) cinta, pasti uzung-uzungnya sedih. Mau cerita tentang masalah gue, hah terlalu banyak.
Di Minggu pagi ini, di depan laptop, gue sedang ditemani oleh segelas lemon squash buatan sendiri dan gonjrengan gitar dari adek gue.
Seminggu ini, ga tau kenapa, akhir-akhir ini mood gue khususnya mood belajar jadi down ke level terbawah. Tapi bagusnya nilai-nilai gue konstan, bahkan saat tes bercerita tentang Dakwah Rasulullah Periode Madinah, gue dapet nilai (bisa dibilang) tertinggi di hari itu (dari sekitar 6 orang yang bersedia di tes).
Ga tau kenapa, rasanya juga hidup gue ini dikelilingi oleh (kebanyakan) orang-orang munafik. Mereka yang pura-pura baik di depan gue, lalu berubah 180 derajat saat di belakang gue. Gue ga tau mereka belajar drama semacam itu dari mana. Kalau akhirnya mereka nanti mau jujur, sayang banget. Gue udah tau duluan. Hahaha. *ketawasinis
Gue sempat berpikir kalau kehidupan gue ini hanya diisi dengan orang-orang yang munafik, kenapa gue juga engga ikut munafik?
OH, TIDAK BISA LA YAW. Dunia bukan ngajarin gue buat jadi orang munafik tapi dia ngajarin gue buat jadi gue apa adanya (-Nadia Salsabila). Terus apakah dengan menjadi orang munafik gue bakal sukses? Apakah dengan menjadi orang munafik gue bisa dapat apa yang gue inginkan? GA SA-M-A SE-KA-LI.
Yah begitulah hidup, kawan. Terkadang, dunia memaksamu mengatakan IYA saat kau ingin mengatakan TIDAK.
Sekian. Wassalam. (apa banget deh gue).
No comments:
Post a Comment