Sekitar pukul 19.30 WIB gue nyampe di Bogor. Setelah makan pecel lele yang uenak tenan tiada tara, gue sekeluarga langsung check-in di Hotel Ririn, di Jalan Barangsiang.
Uh, capeknya seharian berkeliling PRJ. Bunyi dengkuran yang dalam bahasa gaulnya ngorok pun terdengar di sana sini, kecuali gue. Gue malah ga bisa tidur. Kamfret semuanya.
Singkatnya, gue tidur cuma 3 jam. Zzzzzzzz.
Keesokan paginya saat semua anggota sudah bangun, gue pun melancarkan pertanyaan yang bertubi-tubi,
"Tadi malem pada enak ya tidurnya?"
"Aduh tadi malem ada bunyi tokek loh, pada denger ga?"
"Eh, ada bunyi ngorok juga, siapa ya?"
Lebih kamfretnya, para manusia itu tidak merasa berdosa sama sekali.
"Mungkin tokeknya lagi enak tidur, jadi ngorok juga."
Fret, sejak kapan tokek ngorok?
Oke, lupakan tentang tokek. Lupakan tentang ngorok.
Setelah semua urusan beres, kita langsung pergi ke belakang Hotel, tepatnya di deket kolam renang, buat sarapan. Dan saat sarapan itulah akhirnya gue tau dari mana suara tokek itu berasal. Ternyata...
seorang bapak yang nge-set hapenya dengan nada dering suara tokek. Pantes aja semalem gue denger petugas Hotelnya ketawa-ketawa. Kamfret ketiga.
Ga mau melewatkan kesempatan, gue pun ngajak keluarga buat foto-foto sebentar di sekitar lokasi Hotel. Ga banyak sih, soalnya adek udah rewel ngajak pulang. Ah, kamfret keempat.
Pasangan sehidup-semati. Dududuuu~ |
Ibu dan anak |
Keluarga Berencana. Liat aja, gue sampe bela-belain kampanye '2 anak cukup!' |
Keluarga Bahagia. Amiiin |
Namanya, gue ga tau, tapi nyokap dan bokap manggil beliau dengan nama 'Ceu Min'. Beliau yang momong a.k.a ngurus gue waktu bayi kalau bonyok gue kerja. Maklum, dulu mereka bussinessman and woman. Sempet terjadi acara isak tangis yang menjadikan gue ga bisa mengabadikan apa-apa di sini.
Perjalanan napak tilas itu belum selesai rupanya ketika mobil hitam ini mengantarkan gue ke sebuah rumah. Gue, yang masih rada awam dengan daerah Bogor, nanya,
"Mah, mau ke mana?"
"Ke tempat ari-ari kamu dikubur".
Dan, ini dia pemilik rumahnya yang lumayan deket kampus IPB di mana pohon rindang masih bertebaran. Bapak kos yang baik hati dan tidak sombong, serta rajin menabung. Fufufuuuu. Meskipun sudah 'ehem' tua (maap nih ya, Pak), beliau tetep kerja keras loh. Sampe akhirnya beliau sakit. Ya, foto di bawah ini diambil saat beliau sebenarnya sedang sakit Herpes.

Setelah ngobrol-ngobrol panjang reunian gitu, bapak ini ngajak keluarga gue buat ngerayain tahun baruan nanti di depan rumahnya sambil barbeque party. Tanpa aba-aba, gue pun ngacung setinggi-tingginya, "SIAP PAK!".
Begitulah perjalanan gue dari Tasik-Jakarta-Bogor. Saat pulang dan mau masuk tol, ga kerasa gue netesin air mata. Bye, Bogor. See you soon haneh.
Apa cerita gue selanjutnya?
Ini ceritaku. Bagaimana ceritamu? *ala iklan mie*.
No comments:
Post a Comment