Oke, tentang UN ini, sebenernya gue KONTRA banget sama keberadaannya. Kenapa? Entahlah, mungkin kami sudah musuh bebuyutan semenjak lahir.
Barusan, gue browsing di google mengenai info-info UN tahun 2010/2011 ini yang katanya dijadikan sebagai tahun percobaan 5 paket. Mungkin ada yang bertanya, 5 paket apaan sih?
Maksudnya 5 paket ini adalah adanya 5 kode soal paket Ujian. Kan kalau tahun kemaren cuma 2 paket, yaitu A dan B, nah untuk tahun sekarang itu ada 5 yang terdiri dari A, B, C, D, dan E. Ribet banget kan? Dan itu yang mereka (pihak Dinas Pendidikan) dengan ungkapan Perubahan Mendasar. Dan pertanyaannya, mendasar dari mana?
Gue pun baca satu halaman tentang artikel Perubahan Mendasar tersebut (bagi yang penasaran, bisa di klik di sini), dan ada satu hal yang pertanyakan.
![]() |
Yang jadi pertanyaan gue adalah, apakah ada perubahan-perubahan 'konstruktif' itu sekarang?
Sejauh yang gue tahu dan alami, (perlu jadi catatan bahwa tahun kemarin gue duduk kelas IX SMP dan berarti gue udah berpengalaman ikut UN) UN malah dijadikan ajang unjuk aksi KEBOHONGAN. Maksud KEBOHONGAN di sini adalah contek-menyontek. Kenapa? Coba deh bayangin, siapa sih yang ga mau lulus? Siapa sih yang mau ngerelain 3 tahun sekolahnya hanya untuk 4 hari penentuan lulus atau tidaknya? Kalau yang otaknya encer pasti lulus. Nah, gimana kalau yang engga? Apa masih ada kata jujur untuk mencapai sebuah kelulusan? Mereka (termasuk gue) pasti pengen lulus, bagaimanapun caranya. Termasuk juga pihak sekolah. Padahal visi misi dari UN itu sendiri adalah menjadikan generasi bangsa ini sebagai generasi yang menjunjung kejujuran. Apakah itu tidak pernah terlintas di pikiran mereka? (red: pihak Dinas Pendidikan)
Sekarang, kita lihat aja fakta di lapangan bahwa korupsi merajalela, kebohongan-kebohongan publik terus merebak dan satu persatu mulai menyeruak, gimana kami (para pengubah bangsa) mau unjuk kejujuran kalau para petinggi kami, para pejabat kami, para dewasa kami malah lebih rendah daripada seekor binatang? Dan lucunya, kami harus bersusah payah untuk jujur ketika UN di tiap tahunnya kian dipersulit dengan segala ba-bi-bu kosong itu.
Dari kesulitan itulah dan semakin terdesaknya keadaan untuk tidak jujur, UN malah menjadikan generasi pengubah bangsa itu untuk berbohong, untuk mencontek demi lulus.
Mungkin ini yang harus didengar oleh mereka (red: pihak Dinas Pendidikan).
"Indonesia tidak butuh seseorang yang pintar pada saat ini. Indonesia tidak butuh seseorang yang jenius pada saat ini. Indonesia hanya butuh orang-orang yang jujur, yang mengedepankan Iman dan Taqwa mereka, dan kreatif. Dan UN bukanlah cara terbaik untuk membuat generasi Indonesia menjadi generasi emas."
No comments:
Post a Comment