Malem itu kita, seperti biasa, ngobrol ngalor-ngidul ga karuan. Udah mau ke 2 bulan mungkin, tapi rasanya obrolan itu ga pernah ngebosenin. Lo selalu aja bisa bikin gue senyum-senyum sendiri, ketawa-ketawi cekikikan, bahkan manyun.
Di sekolah, kita bersikap biasa. Seolah ga ada apa-apa di antara kita dan memang ga ada kalau dilihat dari segi kejelasan hubungan. Dari awal gue tau, lo ga butuh itu, gue juga. Banyak orang bilang masa-masa pacaran itu lebih flat daripada masa-masa pe-de-ka-te nya. Terus lo dan gue nanya,
apa artinya pacaran kalau hubungannya flat ga sama kayak waktu pe-de-ka-te nya? And finally, we agreed.
Sorenya, lo dateng ke rumah gue. Gatau darimana lo bisa tau gue sedih.
"Kamu suka coklat ga?"
"Ha, coklat. Lumayan sih. Apalagi dark chocolate."
Tiba-tiba lo merogoh sesuatu dari dalam tas. Awalnya gue kira itu kotak obat, karena warnanya merah putih dan ada tanda + di tengahnya. Tapi gue sadar betapa dongonya gue, lo bukan anggota PMR.
"Ini, kemarin aku beliin buat kamu."
Gue cuma bisa melongo kayak orang dongo untuk kedua kalinya.
"Ini..", kata kamu sekali lagi.
"Apa ini?"
"Baca aja!"
"HAHAHAHAHA. Kamu beliin ini buat aku?"
"Iya. Kenapa ketawa? -_-"
"Lucu ih kamu. Ya Allah, bentar ya!"
Gue pun dengan jurus seribu bayangnya nakimin eh naruto, ngambil kamera dan "jepret" gue dapet foto ini.
"Ngapain difoto?"
"Pengen aja :3"
Akhirnya, kita habiskan sore itu sambil ngobrol dan menghabiskan coklat. Makasih banyak atas sayang dan coklatnya *lebe deh gue* :D
kayaknya mesti ada yang cerita ! :D
ReplyDelete